Lamatak terdengar kabarnya, Dewi tampil saat tengah ziarah ke makam Syekh Abdul Qadir Jailani di Baghdad Iraq. Nampaknya, unggahan tersebut merupakan salah satu koleksi lawas Dewi. Dalam fotonya, ia berdiri di samping makam dan tersenyum ke arah kamera. Hal tersebut terlihat dari unggahan fotonya di laman instagram. 24 Eyang Syekh Abdul Kahfi (terbelit hutang) Makam Penyamunan, Desa Putat Blok Dusun I, Kec.Sedong, Cirebon 25. Baridin dan Suratmina (asmara/cinta di tolak) Daerah Jagapura, Kec.Arjawinangun, Cirebon 26. Embah Jembarmanah dan Pangeran Jampangmanggung Di tengah perkebunan teh, Kec.Nyalindung, Sukabumi 27. Kanjeng Aria Nata Dimanggala Lorongtersebut panjanganya sekitar 13 meter dan tepat di makam Syekh Abdul Jabar, atapnya dibuat terbuka, jika ada hujan air dapat membasahi kuburannya. Kami langsung duduk dan membuat formasi. Kak Usep di depan sebagai juru makam yang siap membacakan tawasul, sedangkan kami berlima duduk dibelakang dengan susunan dua shaf. Petaka datang DatuNuraya (Syekh Abdul Mu'in / Syekh Abdul Jabbar / Syekh Addurra'uf) adalah seorang yang terkenal di daerah Rantau, Kalimantan Selatan. Datu Nuraya memiliki makam terpanjang didunia yang mengalahkan makam Siti Hawa dengan panjang kurang lebih 60 meter dan lebar kurang lebih 6 meter. Dahulu menurut legenda dan misterinya ada seorang guru yang KepadaRRI, Minggu (27/3/2022) petang, Pengurus TPU Pasarean Handap Syekh Abdul Syakib, Ujang Kusnadi (45), menjelaskan maksud dipercantiknya area pemakaman umum itu." Di dalam pemikiran masyarakat, makam itu seakan-akan tempat yang angker. Makanya kami ciptakan penataan jalan di makam ini supaya tidak angker," terang Ujang Kusnadi. Merekaadalah makam Syekh Abdul Manan (Bujuk Kosambi), Syekh Basyaniyah (Bujuk Tumpeng), Syekh Abu Syamsudin (Bujuk Lattong), Syekh Husen, Syekh Moh. Romli dan Syekh Damanhuri. Karomah dari tempat ini dipercaya akan mendatangkan keberkahan bagi para peziarah yang telah berkesempatan berdoa di tempat ini. . Makam Syekh Abdul Jabar Samsudin Belitung Timur saya kunjungi dengan berjalan kaki dari Makam Raja Balok ditemani Kik Sakri. Jarak kedua makam itu memang hanya sekitar 100 m saja. Makam ini ditempuh dengan melalui jalan lebar dilapis rumput hijau yang membuat sejuk di mata dan nyaman di kaki yang menapakinya. Kawasan hutan dimana terdapat Makam Raja Balok dan Makam Syekh Abdul Jabar Samsudin ini menjadi surga belantara hijau di Belitung, setelah entah berapa banyak hutan menghilang. Pengrusakan selama lebih dari 150 tahun lalu untuk menjarah Timah dan Kaolin dari bumi Belitung. Tidak banyak yang diceritakan oleh Kik Sakri tentang riwayat terkait Makam Syekh Abdul Jabar Samsudin ini. Menurutnya ia merupakan penyebar Agama Islam pertama di Balok. Menurut Kik Sakri, beliau adalah keturunan Arab yang lebih dulu tinggal di Brunei, lalu tinggal di Malaysia, dan sempat pula pergi Pulau Jawa, sebelum tinggal di Balok, sampai wafat. Cungkup Makam Syekh Abdul Jabar Samsudin Belitung Timur yang masuk beberapa meter ke sebelah kiri dari jalanan hutan yang lebar. Model cungkupnya sama persis dengan cungkup yang dibuat pada Makam Raja Balok Ke Gede Yakub, karena memang dipugar pada waktu yang bersamaan. Suasana di sekitar makam juga hening, jauh dari jalan. Agak jauh ke sebelah kiri dari cungkup Makam Syekh Abdul Jabar Samsudin terdapat serakan batu dan bata yang tidak jelas strukturnya. Entah itu reruntuhan bangunan lama di jaman Kerajaan Balok, atau material sisa renovasi cungkup yang dilakukan pada 2009. Di sekitar makam tidak terlihat ada bangunan lain sisa peninggalan lama. Di sana tak ada satu pun batu yang menyerupai bekas candi atau peninggalan kebudayaan dari jaman yang lebih awal. Ada dua jirat kubur di cungkup Makam Syekh Abdul Jabar Samsudin Belitung Timur. Kubur kecil di sebelah kubur Syekh Abdul Jabar adalah tempat disemayamkannya jasad sang isteri. Bagian kepala nisan kedua kubur itu dibebat dengan kain mori, setidaknya sebagai tanda agar orang tidak tertukar, meski ada sedikit perbedaan pada bentuknya. Meski kain mori pembalut nisan itu sudah terlihat agak kumal dan perlu diganti, namun secara umum kondisi Makam Syekh Abdul Jabar Samsudin ini terlihat cukup terawat, hal yang cukup menggembirakan. Boleh jadi karena tempat ini memang relatif sering dikunjungi oleh para peziarah, atau juru kuncinya yang rajin merawatnya. Sebuah sumber menyebut bahwa Syekh Abdul Jabar Samsudin hidup pada masa Ki Gede Yakub, Raja Balok pertama yang juga menantu Datuk Mayang Gresik. Sumber itu menyebut bahwa Syekh Abdul Jabar berasal dari Pasai. Tokoh ini juga dianggap sebagai ulama Islam yang memperkenalkan kesenian hadra atau rudat di wilayah Kerajaan Balok. Sisi lain dari cungkup Makam Syekh Abdul Jabar Samsudin yang lokasinya berada di kawasan hutan lindung di Desa Balok, Kecamatan Dendang. Adanya makam kuno ini semoga mampu memberi perlindungan bagi kelestarian hutan. Selain untuk menambang perut bumi, hutan juga sering dijarah kayunya dengan alasan untuk membuat perkebunan kelapa sawit. Dalam perjalanan pulang Kik Sakri bercerita, bahwa di sisi hutan yang lebih rapat, yang ia sebut sebagai Hutan Balok Lama, hidup mahluk perempuan bernama Puteri Bunga, berwujud ular sepanjang satu hasta dan badannya sebesar bantal guling, yang sekali-sekali menampakkan diri kepada manusia. Mahluk itulah menurutnya yang menjaga hutan ini. Ketika menulis tentang Makam Syekh Abdul Jabar Samsudin ini, saya baru memperhatikan bahwa ada perusahaan agro yang bergerak dalam penanaman dan pengolahan sawit di bagian atas tengara Makam Raja Balok. Jika benar bahwa hutan ini telah tergadaikan, maka nasib hutan tinggal menunggu hari, dan Puteri Bunga pun saya kira tak akan sanggup untuk melawan keperkasaan buldozer. Alamat Desa Balok, Kecamatan Dendang, Belitung Timur. Lokasi GPS Waze. Wisata di Belitung Timur, Peta Wisata Belitung, Hotel di Belitung Timur, Hotel di Belitung., seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! September 22, 2020. – Perjalanan di Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama sepekan, membawa langkah Tokoh Pemuda Kampoengkopi Sumberdem Wonosari Kabupaten Malang Sukadianto, singgah di Makam Keramat Raja Balok yang sarat dengan cerita sejarah yang lengkap dengan bumbu mistis di dalamnya. Berikut sekilas catatan perjalanan Sukadianto yang dituturkan khusus untuk pembaca. “Disini saya sempatkan untuk berkunjung ke situs-situs bersejarah yang ada di pulau Belitung. Yang sangat menarik untuk saya kunjungi adalah situs Makam Raja Balok,” tukas Sukadianto mulai bercerita, Sabtu 4/12/2021. “Kalau dalam komunitas yang diketuai oleh senior saya mas Restu Respati dan guru-guru saya di JJM disebut Bakti Situs. Di situs ini masih terjaga sekali kondisi makam juga alamnya hutan lindung makam yang terletak di area hutan kurang lebih 4 hektar area luasnya. Hal ini diperkuat oleh penuturan bapak Kepala Desa Balok yang saya temui di rumah beliau,” tukas Sukadianto. “Kerajaan Balok merupakan kerajaan pertama di Pulau Belitung dan diperkirakan Kerajaan Balok sudah berdiri antara abad ke-15 hingga abad ke-17,” imbuhnya. MAKAM SYEH ABDUL JABAR SYAMSUDIN “Selain makam Raja Balok disini juga terdapat Makam Waliyullah Syeh Abdul Jabar Syamsudin. Sungguh perjalanan yang sangat luar biasa bisa berkunjung ke tempat ini,” imbuhnya. Lokasi makam masuk hutan. Pemandangan masih asri, sejuk dan hijau. Ada banyak dipenuhi rerimbunan pohon. Kondisi makam sangat terawat,” terangnya. Kawasan hutan dimana terdapat Makam Raja Balok dan Makam Syekh Abdul Jabar Samsudin ini menjadi hutan belantara hijau yang menyejukkan mata di Belitung Timur. Syekh Abdul Jabar Samsudin merupakan penyebar Agama Islam pertama di Balok, keturunan Arab yang lebih dulu tinggal di Brunei, lalu menetap di Malaysia, serta sempat pula pergi Pulau Jawa, sebelum berdomisili di Balok, sampai mangkat. Secara umum kondisi cukup terawat, karena tempat ini kerapkali dikunjungi peziarah, dan juru kuncinya rajin merawat. Syekh Abdul Jabar Samsudin hidup pada masa Ki Gede Yakub, Raja Balok pertama yang juga menantu Datuk Mayang Gresik. Syekh Abdul Jabar berasal dari Pasai menjadi ulama Islam yang memperkenalkan kesenian Hadrah atau Rudat di wilayah Kerajaan Balok. Konon di sisi hutan yang lebih rapat, yang disebut sebagai Hutan Balok Lama, hidup mahluk perempuan bernama Puteri Bunga, berwujud ular sepanjang satu hasta dan badannya sebesar bantal guling, yang sekali-sekali menampakkan diri kepada manusia. Menurut warga makhluk itu adalah penjaga hutan disitu. “Semoga tempat-tempat seperti ini menjadi destinasi wisata religi yang edukatif dan terus mendapatkan perhatian dari pemangku kepentingan, agar generasi Kita dan selanjutnya bisa terus mengerti sejarah para pendahulu Kita,” pungkasnya. had

makam syekh abdul jabar